Dilulus untuk paparan oleh PenggaliKubur
Oleh: osmantikos
"
Sumber: IslamItuIndah
Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la’nat kepada pihak yang berdusta.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan seorang pelayan dan majikan datang kepada Rasulullah SAW. Lalu Baginda mengkehendaki kedua-duanya mengadakan sumpah pengutukan. Tetapi salah seorang daripada keduanya berkata: “Janganlah engkau mengeluarkan sumpah kutukan itu. Demi Allah, sekiranya dia Nabi yang benar lalu dia meminta kita mengadakan sumpah kutukan, nescaya kita tidak akan mendapat keuntungan selama-lamanya”.
Perhatikan ayat 59 – 63 surah Ali ‘Imran seperti maksudnya di bawah:
59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
60. (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la’nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
62. Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana .
63. Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
Sheikh Muhammad Abu Zahrah berkata: “Dalam ayat-ayat yang lalu Allah SWT menerangkan keadaan Nabi Isa a.s. sejak daripada kandungan dan apa yang berlaku kepadanya daripada mukjizat dan bagaimana ia adalah seorang Nabi yang soleh serta hamba Allah”.
Sebab nuzul ayat ke-59
Ayat ini diturunkan kerana wujud perdebatan antara rombongan kaum Nasrani dengan Nabi SAW. Rombongan tersebut berkata kepada Nabi SAW: “Apa sebab tuan mengata-ngata tuan kami? Nabi SAW menjawab: “Apa yang telah saya katakan?” Mereka berkata: “Tuan mengatakan Nabi Isa a.s itu hamba Allah SWT!”
Nabi SAW menjawab: “Benar! Dialah hamba Allah dan utusan-Nya Allah SWT pertaruhkan kalimat-Nya kepada anak dara yang tidak berkahwin iaitu Maryam”.
Mendengar jawapan Rasulullah SAW, mereka marah lalu berkata: “Adakah tuan pernah melihat seorang yang dilahirkan dengan tidak berayah? Kalau tuan orang yang benar tunjukkanlah kepada kami satu contoh”.
Maka Allah SWT turunkan ayat ini, bahawa sesungguhnya Isa a.s yang dijadikan oleh Allah SWT dengan cara yang mereka anggap pelik kerana ia terjadi dalam keadaan tidak berayah. Tidaklah kurang peliknya dengan misalan Adam AS dijadikan tanpa ayah dan ibu.
Adam a.s dijadikan Allah SWT daripada tanah. Kalaulah mereka sudah mengakui tentang kejadian Adam itu tidak pelik, maka tidak sepatutnya mereka mengingkari tentang kejadian Nabi Isa pula. Kerana jika Allah SWT menghendaki terjadinya sesuatu, Ia akan mengatakan: “Jadilah engkau!” Maka jadilah ia.
Baca keseluruhan artikel di sini: http://www.islamituindah.my/sumpah-laknat-dalam-al-quran
No comments:
Post a Comment