sallu alan nabi

sallu alan nabi

Hadis Nabi

Rasulullah SAW berpesan, “Bersegeralah kamu melakukan amalan soleh kerana akan datang kepada umatku di suatu masa, satu fitnah yang begitu besar yang datangnya seperti satu kepingan hitam di malam gelap gelita tak nampak”. Sahabat bertanya, “Apakah fitnah besar itu ya Rasullullah?”. “Fitnah itu adalah kamu akan lihat umatku di hari itu, di waktu itu, pada masa itu, pagi hari Islam, petang kafir. Petang Islam, pagi kafir semula”. Sahabat bertanya lagi, “Mengapa begitu ya Rasullullah?”. Rasullullah SAW menjawab, “sebab dia menjual agamanya dengan nilai dunia”.


Ayat Al Qur'an

A054

Sesungguhnya ini ialah pemberian Kami kepada kamu, pemberian yang tidak akan habis-habis; -

(Saad 38:54)

Ayat Al Qur'an


A020

"Dan sesungguhnya aku telah memohon perlindungan kepada Tuhanku dan Tuhan kamu, daripada kamu merejam (atau menyakiti) daku.

(Ad-Dukhaan 44:20)

Monday, September 24, 2012

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :, 

"Jaminlah bagiku enam perkara,
maka aku akan menjamin bagimu surga; 


- Jujurlah jika kalian berbicara,
- Tunaikanlah jika kalian berjanji,
- Laksanakanlah jika kalian diamanahi,
- Jagalah kemaluan kalian,
- Tundukkan pandangan kalian, dan
- Cegahlah tangan kalian."
 

(( Hadist Riwayat Imam Ahmad
Ibnu Hibbanal-Hakim yang lainnya,
diterima dari Ubadah bin Shamith –Radhiyallahu 'anhu-
(lihat as-silsilah as-shahihah, Syaikh Al Albani rahimahullah. No 1470))
 

*Kajian bersama penulis (Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzak bin Abdulmuhsin al-Badr
 hafidhahullah ta'ala),
bisa diikuti secara langsung di Radio RODJA 756 KHz, atau melalui steaming di www.radiorodja.com
 
Diterjemahkan oleh ust.Firanda, dan ada soal jawab interaktip diakhir kajian,
 
Ikuti pada setiap malam Senin dan malam Selasa mulai jam 20.00 WIB,
 
Untuk kajian ulangan bisa diikuti setiap hari Kamis dan Jum'at pagi
 

Jaminlah Bagiku Enam Perkara, Aku Jamin Bagimu Surga

Oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzak bin Abdulmuhsin al-Badrhafidhahullah ta'ala


Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas
pemimpin para Rasul, Nabi kita Muhammad. Juga atas keluarganya dan
seluruh para sahabatnya. Wa ba'du.


Termasuk sesuatu yang dimaklumi oleh seluruh manusia bahwa kata
"jaminan" akan anda dapati di kalangan manusia mendapat perhatian yang
sangat besar. Kata ini senantiasa mengiringi aktifitas jual beli dan
perniagaan mereka. Barang dagangan yang memiliki jaminan akan mendapat
tempat tersendiri dibanding barang-barang yang tidak memilikinya. Ini
menunjukkan, betapa tingginya perhatian manusia terhadap sesuatu yang
memiliki jaminan tertentu, melebihi sesuatu yang tidak demikian,
dengan perbedaan-perbedaan yang besar dari sisi-sisi kebenaran jaminan
tersebut. Oleh karena itu, perhatian manusia terhadap hal ini semakin
besar lagi. jika pemilik jaminan adalah orang yang dikenal memiliki
sifat jujur, tepat janji dan amanah, maka perkara-perkara yang
dengannya jaminan itu akan didapatkan, akan menjadi perkara yang
mudah, tidak menyusahkan dan memberatkan manusia.


Bagaimana jika pemilik jaminan itu adalah Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. Orang yang benar dan dibenarkan. Orang yang tidak
bertutur kata dengan hawa nafsunya, melainkan ia adalah wahyu yang
diwahyukan kepadanya. Dan bagaimana juga jika yang dijaminkannya
adalah surga, yang luasnya seluas langit dan bumi. Yang isinya adalah
sesuatu yang tidak pernah ada satu matapun yang pernah melihatnya,
tidak ada satu telinga pun yang pernah mendengarnya dan tidak pernah
terlintas sedikitpun dalam hati manusia. Bagitu juga bagaimana jika
perkara-perkara yang dengannya dapat diraih jaminan ini adalah
perkara-perkara mudah, perbuatan-perbuatan ringan yang tidak
membutuhkan kerja keras dan beban berat.


Maka, renungkanlah –semoga Allah menjagamu- satu hadis tentang jaminan
yang agung ini. Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, Ibnu Hibban
dalam Shahihnya, al-Hakim dalam Mustadraknya dan yang lainnya,
diterima dari Ubadah bin Shamith –Radhiyallahu 'anhu- dari Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda, "Jaminlah bagiku enam
perkara, maka aku akan menjamin bagimu surga; jujurlah jika kalian
berbicara, tunaikanlah jika kalian berjanji, laksanakanlah jika kalian
diamanahi, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan kalian dan
cegahlah tangan kalian." (lihat as-silsilah as-shahihah, Syaikh
al-Bani –rahimahullah. No 1470)


Sesungguhnya ia adalah jaminan dengan jaminan dan penunaian dan penunaian.


"Jaminlah bagiku enam perkara, maka aku akan menjamin bagimu surga"


Enam amal yang sangat mudah, enam perkara kebaikan yang sangat ringan.
Orang yang memperbuatnya dalam hidupnya dan menjaganya hingga akhir
hayatnya, maka surga terjamin baginya. Perjalan kepadanya adalah
sesuatu yang pasti dan terjamin.


"Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada
tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu,
(yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi
memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya)
dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah syurga itu dengan
aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang
mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.
(QS. Qaaf [50]: 31-35)


* Jujur dalam berkata


Seorang mukmin adalah orang yang jujur dan tidak mengenal kata dusta.
Ia senantiasa menjaga kejujuran dalam hidupnya hingga hal itu
mengantarkannya kepada surga. Dalam hadis, "Hendaknya kalian berlaku
jujur, karena jujur mengantarkan pada perbuatan baik, dan perbuatan
baik akan mengantarkan pada surga. Seseorang yang senantiasa jujur,
bersungguh-sungguh memilih kejujuran, hingga Allah akan menetapkannya
sebagai orang jujur." (HR Muslim)


* Menunaikan janji dan komitmen terhadap akad


Ini adalah salah satu sifat orang-orang mukmin dan ciri orang-orang
yang bertakwa. Mereka tidak mengenal ingkar dalam janji dan khianat
dalam akad. Sifat menepati adalah sifat pokok dalam bangunan
masyarakat islam, karena ia berhubungan dengan seluruh jenis pergaulan
manusia. Seluruh bentuk interaksi manusia, hubungan-hubungan sosial
dan jenis-jenis transaksi sangat ditentukan oleh sifat ini. Jika sifat
ini hilang, hilang  pulalah kepercayaan, hubungan manusia menjadi
buruk dan saling curiga akan merebak.


* Melaksanakan amanah


Ia adalah diantara karakter positif terbesar, yang Allah memuji para
pelakunya. Ia adalah diantara bentuk kesempurnaan iman seseorang dan
kebaikan Islamnya. Dengan karakter amanah, maka agama, kehormatan,
harta, jasad, jiwa, ilmu dan yang lainnya akan terjaga. Dalam hadis,
"Seorang mukmin itu adalah orang yang manusia merasa aman dengannya
atas harta dan jiwa mereka" (HR Ahmad). Jika amanah telah tersebar
dalam masyarakat, maka jalinan antar mereka akan menjadi agung,
pertaliannya akan menjadi kokoh serta kebaikan dan berkah akan
meliputinya.


* Menjaga kemaluan


Maksudnya menjaga kemaluan dari perbuatan haram dan menjaganya agar
tidak terjatuh pada kebatilan. "dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
mereka milik; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang
yang melampaui batas." (QS. Al-Mukminun [23]: 5-7). Menjaga kemualuan
berarti menjaga keturunan dan nasab, mensucikan masyarakat dan menjaga
keselamatan dari segala bahaya dan penyakit.


* Menundukkan pandangan


Maksudnya dari melihat yang diharamkan. Allah berfirman, "Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya…" (QS. An-Nur [24]:
30-31). Menundukkan pandangan memiliki faidah yang agung. Ia akan
mewariskan pada seorang hamba kelezatan iman, cahaya hati, kekokohan
kalbu, kesucian jiwa dan keshalehannya. Padanya terdapat pencegah dari
prilaku mencari-cari yang diharamkan dan kerinduan terhadap kebatilan.


* Menahan kedua tangan


Maksudnya adalah dari menyakiti sesama, atau menyebabkannya tertimpa
keburukan. Orang yang menyakiti hamba-hamba Allah akan mendapat murka
Allah, mendapat murka manusia dan masyarakat akan menjauhinya.
Perbuatan ini adalah wujud dari akhlak buruk dan etika yang rendah.
Sebaliknya, jika seseorang menjaga tangannya dari menyakiti sesama,
maka itu adalah bukti atas kecerdasan akhlaknya, kemuliaan etikanya
dan kebaikan pergaulannya. Ia pun akan mendapatkan janji Allah yang
sangat agung kerena hal itu. Apalagi jika seseorang itu akhlaknya
semakin tinggi, etikanya semakin mulia.  Tidak hanya tidak menyakiti
sesama, hingga dengan akhlaknya itu ia justru menyingkirkan sesuatu
yang membahayakan dari jalan yang dilalui orang-orang mukmin. Imam
Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya, dari Abu Hurairah, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seseorang melewati ranting
pohon di jalan, kemudian ia berkata: "demi Allah sungguh aku akan
menyingkirkan ini agar tidak menyakiti orang-orang muslim" kemudian ia
dimasukkan ke dalam surga." (HR Muslim)


Itulah beberapa pintu surga yang tinggi, menaranya sangat nampak dan
jalannya sangat mudah. Hendaknya kita menggunakan kesempatan itu
sebelum ia tiada. Hendaknya kita memperbanyak kebaikan untuk diri kita
sebelum kita wafat. Semoga Allah membantu kita semua meraih tempat
mulia itu, memberi petunjuk (taufik) pada setiap kebaikan. Shalawat
dan salam atas Nabi kita Muhammad, para keluarganya dan seluruh para
sahabatnya.


(Diterjemahkan oleh Abu Khaleed Resa Gunarsa
Sumber : http://www.al-badr.net/web/index.php?page=article&action=article&article=3 )

No comments:

DAA9386

DAA9386

RUMAH IPOH

RUMAH IPOH

8288

8288